“PENDIDIKAN SEKS”
DOSEN PEMBIMBING: MADYAN, S.Pd.I,
M.Pd.I
DISUSUN OLEH:
Ø HERMANTO
Ø PUJI RAHAYU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BATANGHARI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam yang
telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tersanjungkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang dengan jerih payahnya
telah mampu merubah peradaban yang tidak mengenal perikemanusiaan menuju
peradaban yang penuh dengan kebaikan.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh rasa suka cita
penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Dosen Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk membuat
makalah yang kami beri judul "Pendidikan Seks" Penulis
menyadari bahwa dalam makalah yang telah dibuat ini masih banyak kesalahan yang
harus diperbaiki, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca yang budiman agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya tidak
terjadi kesalahan serupa.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
MASALAH............................................................................................................... 1
TUJUAN................................................................................................................... 2
MANFAAT............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Seks...................................................................................... 3
Bahaya Seks Bebas.................................................................................................... 5
Menghindari Seks Bebas........................................................................................... 6
Faktor Penyebab Seks Bebas..................................................................................... 7
Bagaimana Islam memandang
Pergaulan Bebas........................................................ 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................ 10
Saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Seks bebas
merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya
ikatan perkawinan.Perilaku seks bebas yang terjadi pada remaja dapat disebabkan
oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak yang disebabkan karena kesibukan
masing-masing sehingga anak tidak memperoleh pengetahuan tentang seks bebas
dari orang tua dan oleh sebab itulah kadang kala anak terjerumus pada pergaulan
yang salah. Perilaku seks bebas juga dapat terjadi jika remaja kurang mempunyai
pemikiran yang matang untuk berbuat sesuatu di tambah lagi karena dorongan dari
teman sebaya. Kadang teman mempunyai pengaruh yang buruk dan memaksa mencoba
sesuatu yang baru sehingga mereka mencoba melakukan hubungan seks dengan lawan
jenis tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi.
- MASALAH
Masalah-masalah yang di hadapi antara
lain adalah:
- Pertama perubahan jasmani yang begitu cepat
mengakibatkan kegoncangan bagi remaja, karena pertumbuhan menyebabkan
remaja itu mulai menyukai lawan jenis.
- Kedua, masalah hubungan dengan orang banyak, banyak
orang tua yang mengekang anak-anaknya untuk berbuat dan melakukan sesuatu
sehingga dalam hal ini remaja mengalami konflik dengan orang tua.
Kenakalan
remaja disebabkan oleh 2 faktor pertama,
a)
Faktor intern yang berasal dari diri pribadi dan atas
kemauan remaja sendiri untuk berbuat sesuatu yang mereka inginkan dan tanpa
paksaan dari orang lain.
b)
Faktor ekstern yang bisa timbul karena pengaruh
lingkungan dan pergaulan yang salah.
Contoh
bentuk-bentuk kenakalan remaja antara lain adalah seks bebas, penyalahgunaan narkotik, pelacuran dan tawuran.
- TUJUAN
Tujuan pendidikan seks yaitu sebagai
berikut:
- Memberikan pengertian yang memadai mengenai
perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan
dengan masalah seksual pada remaja.
- Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan
perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)
- Membentuk sikap dan memberikan pengertian
terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi
- Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia
dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
- Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral
yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan
berhubungan dengan perilaku seksual.
- Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan
penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan
eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
- Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap
seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
- Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat
individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam
berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota
masyarakat.
- MANFAAT
Manfaat pendidikan seks ini adalah:
- Mendapat pandangan positif tentang pendidikan seks.
- Mengetahui akibat dan bahaya tentang pergaulan bebas
atau seks bebas.
- Dapat mengetahui tindakan yang menyimpang dan dapat
menghidarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan
berasal dari kata “didik”. Bila kata ini mendapat awalan “me” akan menjadi
“Mendidik”, artinya memelihara dan member pelatihan. Dalam memelihara dan
member pelatihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan bimbingan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan lebih dari sekadar pengajaran, karena
pengajaran hanyalah aktivitas proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan karakter dengan segala aspek yang
dicakupnya. Melalui pendidikan diharapkan manusia benar-benar menemukan “jati
dirinya” sebagai manusia.
Secara umum
pendidikan dimaknai sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya”.
Adapun
pengertian pendidikan seks merupakan usaha sadar untuk menghasilkan manusia-manusia
dewasa yang betul-betul matang (well adjusted) dapat menggunakan seksualitasnya
dengan bertanggungjawab, sehingga membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan
lingkungan/masyarakatnya.
Pada
International Conference of Sex Education and Family Planning tahun 1962
dicapai kesepakatan , bahwa “tujuan dari pendidikan seks untuk menghasilkan
manusia-manusia dewasa yang dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan
lingkungannya, secara bertanggungjawab terhadap dirinya dan terhadap
orang-orang lain” (sinonim dengan perkawinan monogami yang bahagia dan
sejahtera). Dalam suasana demikian dapat membina keluarga yang utuh serta penuh
kasih yang saling harga-menghargai sehingga dapat mendapat anak-anak yang sehat
dan bahagia pula.
Dalam
pendidikan seks dapat dibedakan antara sex-instruction dan education in
sexuality. Sex-instruction ialah penerangan mengenai anatomi dan biologi dari
reproduksi, termasuk pembinaan keluarga dan metode-metode kontrasepsi.
Sedangkan education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral,
fisiologi, ekonomi dan pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk
dapat memahami dirinya sendiri sebagai individu, serta untuk dapat mengadakan
hubungan interpersonal yang baik. Maka pada dasarnya pendidikan seks meliputi
bidang-bidang:
1.
Biologi dan fisiologi, yaitu mengenai fungsi reproduksi.
2.
Etika, yaitu yang menyangkut kebahagiaan orang itu
sendiri.
3.
Moral, mengenai hubungan dengan orang-orang lain, seperti
partnernya dan dengan anak-anaknya.
4.
Sosiologi, mengenai pembentukan keluarga.
Sex instruction
tanpa education in sexuality dapat menyebabkan promiscuita (perkawinan
semuanya, seperti ayam) serta hubungan-hubungan seks yang tidak
bertanggungjawab.
Dari eksperimen
yang dilakukan di Rusia dan Swedia, ternyata tidaklah mudah untuk mengajarkan
di sekolah-sekolah, terutama tentang tanggungjawab dari kegiatan seksual
(sexual activity) terhadap masyarakat, bila tanpa adanya latar belakang
keluarga yang bahagia. Bukti-bukti menunjukan, bahwa anak-anak yang dibesarkan
dalam keluarga bahagia, dikemudiaan hari dapat membentuk perkawinan dan
keluarga yang bahagia pula.
Pendidikan Seks
terdiri dari dua segi:
a)
Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam
pengetahuan alat-alat reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi
yaitu kehamilan dan kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan
PMS dan HIV/AIDS.
b)
Pengetahuan dengan pendekatan sosial/psikologis yang
membahas soal seks, perkembangan diri, soal kontrasepsi, mengenal perilaku
seksual beresiko dan hak-hak manusia untuk keselamatan kita serta keputusan
untuk melakukan hubungan seks. Menurut World Health Organisation (Organisasi
Kesehatan Dunia), Pendidikan Seks seharusnya tidak terbatas sampai pengetahuan
biologis, tetapi berperan untuk melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat
lewat pendidikan.
Pendidikan seks
yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia sehingga akan
merupakan pendidikan akhlak dan moral juga. Oleh karena itu Pendidikan
Seks sering didampingi ajaran agama, iman dan norma-norma yang ditentukan
masyarakat. Materi yang masuk kurikulum atau diajar di sekolah tentu saja
dipengaruhi oleh norma-norma masyarakat, dan mencerminkan apa yang masyarakat
inginkan untuk mengajar anak-anaknya. Kebanyakan penduduk Indonesia beragama
Islam, lalu Kristen, Katolik, dan Hindu-Buda dan norma-norma yang sesuai dengan
agama tersebut memang berada di sistem sekolah, di ajaran maupun
sikap-sikapnya.
Saat ini,
kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan
kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman
sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku
berbahaya untuk kesehatannya.
Ternyata di
satu pihak, ruang sekolah merupakan satu segi masyarakat yang mampu bertindak
memberikan Pendidikan Seks kepada kaum remaja Indonesia dan ruang sekolah
merupakan suatu lingkungan yang memperkenalkan kaum remaja kepada masalah dan
‘bahayanya’ seks, dengan begitu ruang sekolah mampu melindungi kaum remaja dari
resiko ini dengan informasi. Fakta-fakta ini memperkuatkan kebutuhan remaja
untuk menerima Pendidikan Seks yang mengajar informasi yang benar tentang seks.
B.
Bahaya Seks Bebas
Kenakalan
remaja dapat disebabkan oleh pengaruh teknologi yang semakin modern dan bisa
juga disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor intern yang berasal dari
dalam diri sendiri dan faktor ekstern yang bisa berasal dari pengaruh
lingkungan. Bahaya-bahaya seks bebas dikalangan remaja antara lain adalah:
1)
Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes,
HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui
sangat membahayakan dan sampai sekarang masih belum ada obatnya.
2)
Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan
baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan
sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda
dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu
aborsi ataupun bunuh diri.
3)
Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang
belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah
kebiasaan, masalah anak.
4)
Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda.
Keluarga anda akan menghadapi masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan
efek buruk dari seks bebas ini.
5)
Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau
bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang
akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang
mengakibatkan gangguan mental atau gila.
C.
Menghindari Seks Bebas
Anak yang
kurang diperhatikan orang tua maka tidak menutup kemungkinan si anak akan
mencari kesenangan di luar rumah sesuai dengan keinginan mereka sendiri dan di
tambah lagi dengan adanya pengaruh dari teman sebaya yang biasa melakukan seks
bebas maka tidak menutup kemungkinan anak mengikuti gaya hidup teman tersebut
jika tidak mau disebut gak gaul. Ada beberapa solusi untuk menghindari seks
bebas, di antaranya:
a)
Pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak
remaja dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang
memihak kepada pembinaan moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang
Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.
b)
Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap
kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya
anak betah dan kerasan di rumah.
c)
Ketiga, kembali kepada orang tua harus mengembangkan
komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima
kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality.
d)
Keempat, orang tua harus menunjukkan penghargaan secara
terbuka dan hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa
mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.
e)
Kelima, orang tua haruslah melatih anak-anak untuk
mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan
anak-anaknya tentang perilaku dari kedua belah pihak.
f)
Keenam, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini
berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan
pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang
mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak dihargai,
potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.
Keteladanan
orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua
yang gagal memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai
anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Seks bebas yang
terjadi di kalangan remaja sudah sangat meresahkan kita semua. Prilaku seks
bebas itu dapat dicegah melalui keluarga,sehendaknya orang tua lebih
memperhatikan anak-anaknya apalagi anak yang baru beranjak dewasa dan memberi
pengertian pada anak tentang apa itu seks dan akibatnya jika seks itu
dilakukan. Seks bebas itu juga dapat dicegah melalui keinginan diri sendiri,
remaja harus lebih memikirkan akibat sebelum berbuat paling tidak remaja lebih
meningkatkan lagi iman dan lebih meningkatkan keimanan pada tuhan. Pemerintah
juga sangat berperan dalam usaha penanggulangan seks bebas dikalangan remaja
seperti mengadakan penyuluhan di sekolah dan membuat UU khusus bagi anak-anak
yang melakukan pelanggaran akan berpikir lagi sebelun berbuat pelanggaran.
D.
Faktor Penyebab Seks Bebas
Kenakalan
remaja belakangan ini sering kita lihat di kota-kota sangat memprihatinkan
sekali, semuanya ini bukan hanya disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri
tetapi ada lagi faktor lain yang mendasarinya. Ada beberapa faktor yang bisa
menyebabkan seseorang melakukan sex bebas yaitu:
1)
Orang tua,
Kurangnya
bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat anak menjadi liar,
orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang
dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang salah yang berakibat fatal
bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin sebenarnya orang tua sendiri
yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya, orang tua merasa malu
kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan
ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok
buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu
naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter
juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali
kebebasan ia lupa segalanya.
2)
Lingkungan/teman
Sekuat apapun
kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak
mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka.
Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma ikut-ikutan dengan
teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
3)
Uang
Di zaman
sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada pada
uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang yang
kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara seperti
itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang harampun
dihalalkan.
4)
Iman yang lemah
Seseorang yang
tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan godaan duniawi
yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan berat.
5)
Ketagihan
Sex sama
seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak
dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau
lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Berbagai
perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan
seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :
a.
Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa
manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk
pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
b.
Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan
seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks
yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan
seksual.
c.
Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan
seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam
mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan
lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.
E.
Bagaimana Islam memandang Pergaulan Bebas ?
Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh
pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat,
yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan
seks, kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata
pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh,
kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian dan
ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free sex.
Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari
tulisan George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada tahun
1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, sebab para
pemudanya cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul
tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang
maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan
tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan
hygienis dan psikis mereka”.
Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya
pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak
para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan
perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabahaya bagi
kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya jika ummat Islam yang begitu besar
tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Masa remaja
adalah masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-kanak menjadi
dewasa, dalam masa ini berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan sosial
terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya disertai oleh bernacam-macam
problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja untuk menghadapi
perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru dan
masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri dan oleh sebab itu
timbul berbagai problema remaja dan bila problema itu tidak terselesaikan maka
akan muncul kenakalan remaja. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang
tua dan masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada
kenakalan remaja. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan remaja yaitu dengan
memberi kemudahan bagi remaja dalam pendidikan seperti memudahkan administrasi
keuangan sekolah bagi anak yang tidak mampu sehingga keuangan sekolah akan
sedikit terbantu dan remaja tidak terjerumus pada kejahatan.
B.
SARAN
Fokusnya utama
Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan daripada seks.
Pendidikan Seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak
sehat atau berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya Pendidikan Seks tidak
dianggap tabu dan tidak ditutu- tutupi lagi.
Sebagai suatu
cabang, masyarakat yang mampu sebagian besar penduduk kaum muda, ruang sekolah
seharusnya mengambil peran utama untuk memberi Pendidikan Seks ini.
Sebaiknya
pemerintah bertindak mengembangkan program Pendidikan Seks dengan bahan-bahan
resmi untuk disediakan setiap sekolah. Lebih banyak dana seharusnya diberikan
dibidang Pendidikan, untuk menyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan. Program Pendidikan Seks seharusnya
mencapai keseimbangan antara pengetahuan lengkap dan norma-norma kebudayaan dan
agama Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Shahin,R.2009.Aneka Tips.Web. http://www.astaga.com
Keujereun.2006.Mengatasi Masalah Perilaku Seks
Bebas.Web.http://www.acehforumcomunitty.com.AcehFo®um
Andriezens.2008.Upaya Penanggulan Perilaku Seks
dikalangan
Remaja.Web. http://www.mahk0ta’s.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar