Selasa, 15 Januari 2013

pelaksanaan evaluasi pembelajaran pai


“PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 126/1 PENEROKAN”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
Satu tugas akhir semester pada mata
Kuliah evaluasi pembelajaran

DOSEN PEMBIMBING: DR. JAMILAH, S.Ag, M.Pd.I
LOGO STAI BRU
 









DISUSUN OLEH:
NAMA                     : HERMANTO
NIM                          : 1025.2344
SEMESTER          : V (LIMA)
LOKAL                   : PAI C


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MUARA BULIAN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tersanjungkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang dengan jerih payahnya telah mampu merubah peradaban yang tidak mengenal perikemanusiaan menuju peradaban yang penuh dengan kebaikan.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh rasa suka cita penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Ibu Dosen Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk membuat makalah yang kami beri judul PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 126/1 PENEROKAN”.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah yang telah dibuat ini masih banyak kesalahan yang harus diperbaiki, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya tidak terjadi kesalahan serupa.

Muara Bulian, 25 Desember 2012




Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah.......................................................................................
B.   Alasan Memilih Judul............................................................................................
C.   Rumusan Masalah.................................................................................................
D.   Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI.............................................................
B.   Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi Pembelajaran PAI.......................................
C.   Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran PAI.....................................................
D.   Aspek-Aspek Evaluasi Pembelajaran PAI.........................................................
E.   Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran PAI......................................................
F.    Data Keadaan Siswa Dan Guru SDN 126/1 Penerokan................................
G.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.......................................
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan.............................................................................................................
B.   Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Salah satu pertanggung jawaban sekolah terhadap masyarakat adalah tentang kemampuan yang dimiliki siswa. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Untuk mengetahui kemampuan yang dicapai siswa perlu dilakukan evaluasi
Kegiatan penilaian dilakukan melalui pengukuran atau pengujian terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu unit tertentu. Untuk memperoleh informasi yang akurat penilaian harus dilakukan secara sistematik dengan menggunakan prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Akurat berarti hasil penilaian mengandung kesalahan sekecil mungkin. Ekonomis berarti sistem penilaian mudah dilakukan dan murah. 
Sistem yang digunakan harus mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sistem penilaian yang baik akan mendorong sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sistem penilaian yang digunakan disetiap lembaga pendidikan harus mampu memberi informasi yang akurat, mendorong peserta didik belajar, memotivasi tenaga pendidik mengajar, meningkatkan kinerja lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. 
Dari definisi di atas, tampak bahwa dalam pendidikan ada sasaran yang ingin dicapai, yang mana sasaran tersebut hanya dapat dicapai melalui proses belajar mengajar.
Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Terutama dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas. Guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. 
Dengan demikian guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang diberikan.

Dalam mempersiapkan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa tahapan yang tidak bisa diabaikan dalam proses interaksi belajar mengajar atau dalam perencanaan pengajaran.
Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah tahap persiapan (perencanaan), tahap pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi). Dalam kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa.  Untuk itulah evaluasi harus dilakukan dengan menentukan bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran dengan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. 
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. 
Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila terdapat kesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi secara nyata di lapangan dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran. Evaluasi merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran agar sebagian peserta didik dapat membentuk kompetensi secara optimal, karena banyaknya peserta didik yang mendapat nilai rendah atau dibawah standar akan mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui dan memantau perubahan serta kemajuan peserta didik, maupun untuk memberi skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dan penilaian hasil belajar. Tidak terkecuali di SDN 126/1 Penerokan melakukan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut hasil pengamatan awal penulis, secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendikan agama Islam belum maksimal. Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut :
1.    Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam kurang menguasai teknik-teknik evaluasi pembelajaran
2.    Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam jarang menggunakan teknik yang bervariasi dalam evaluasi pembelajaran
3.    Guru mata pelajaran agama Islam jarang membuat soal yang bervariasi dalam melakukan evaluasi pembelajaran
4.    Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam jarang melakukan tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran baik berupa remedial bagi siswa yang gagal atau pengayaan bagi siswa yang lulus.
5.    Pemberian nilai dari hasil evaluasi pembelajaran terhadap siswa didapati belum sesuai dengan keadaan yang didapat oleh siswa atau belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 126/1 PENEROKAN”.





B.   Alasan Memilih Judul
Adapun pemilihan judul tersebut dikarenakan beberapa alasan, yaitu sebagai berikut :
1.    Menarik untuk diteliti karena pada fakta yang ada tidak sesuai dengan realisasi, dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
2.    Persoalan yang dikaji dalam judul di atas sesuai dengan bidang ilmu yang penulis pelajari.
3.    Masalah-masalah yang dikaji dalam judul di atas, penulis mampu untuk menelitinya.
4.    Penelitian dengan judul ini terjangkau oleh penulis baik dari segi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.

C.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 126/1 Penerokan?
2.    Apa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SDN 126/1 Penerokan?

D.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
a)    Tujuan Penelitian
a.    Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN/1 Penerokan.
b.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SDN 126/1 Penerokan.
b)   Manfaat Penelitian
a.    Bagi Guru
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah diharapkan atau belum.
b.    Bagi peneliti
Sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas akhir semester pada mata kuliah evaluasi pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.[1]
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.

B.   Tujuan dan Kegunaan Evaluasi Pembelajaran PAI
Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), dinyatakan bahwa tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan atau peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar[2]. Lebih bersifat koreksi, bahwa tujuan penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan atau kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memeberi umpan balik yang tepat.
Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar siswa disekolah (2) mempertanggung jawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.    Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3.    Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4.    Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaika
Selain tujuan di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:
·         Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
·         Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
·         Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
C.   Ruang lingkup Evaluasi Pembelajaran PAI
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi.  Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul dapat membedakan antara evaluasi dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya.
1.    Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Domain Hasil Belajar
Menurut benyamin S.Bloom, dkk. (1956) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari yang mudah sampai dengan hal yang sulit, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak[3]. Adapun rincian domain tersebut adalah :
a)    Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:
·         Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemapuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
·         Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
·         Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang mnuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tatacara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret
·         Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk mernguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya.
·         Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk mengasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai factor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
·         Evaluasi (evaluation), yaitu  jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria-kriteria tertentu. Hal yang penting dalam evaluasi adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu mengembangkan criteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu.
b)    Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikapyang menunjuk kea rah pertumbuhan batiniah dan terjadi apabila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan,yaitu :
·         Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memeperhatikan. kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, menjawab dan berpegang teguh.
·         Kemampuan menanggapi dan menjawab (responding), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.
·         Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten.
·         Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menyatuka nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.
c)    Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu  kemampuan peserta didik yang berkaitanm dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Perubahan pola gerakan meakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu:
·         Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.
·         Manipulation of materials or objects, meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.
·         Neomuscular coordination, meliputi: mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik dan menggunakan.
2.    Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Sistem Pembelajaran
Jika tujuan pembelajarn yakni untuk mengetahui keefektifan sistem pembelajaran, maka, ruang lingkup evaluasi meliputi :
a)    Program pembelajaran, yang meliputi :
§  Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target  yang harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan topic. Criteria yang digunakan untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar ini adalahketerkaitannya dengan tujuan kurikuler atau standar kompetensi dari bidang studi/mata pelajaran dan tujuan kelembagaan, kejelasan rumusan kompetensi dasar, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik, pengembangannya dalam bentuk hasil belajar dan indikator dan unsur-unsur penting dalam kompetensi dasar , hasil belajar dan indikator.
§  Isi/materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik/pokok bahasan, subtopik/subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga unsur, yaitu logika, etika dan estetika. Materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu fakta, konsep/teori, prinsip, proses, nilai dan ketrampilan.
§  Metode pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya.
§  Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan isi/materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga kelompok, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.
§  Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknikdan latar. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar yang dirancang (resources by design) dan sumber belajar yang digunakan (resources by utilization). Criteria yang digunakan sama seperti komponen metode.
§  Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Criteria yang digunakan antar lain: hubungan antara peserta didik dan teman sekelas/sekolahmaupun diluar sekolah, guru dan orang tua, serta kondisi keluarga.
§  Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes. Criteria yang digunakan, antara lain: kesesuaiannya dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator, keseuaiannya denga tujuan dan fungsi penilaian, unsure-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik, jenis dan alat penilaian.
b)    Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi :
§  Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan setiap jenis kegiatan, sarana pendukung, efektifitas dan efisiensi, dan sebagainya.
§  Guru, terutama dalam hal menyampaikan materi, kesulitan-kesulitan guru, menciptakan suasana pelajaran yang kondusif, menyiapkan alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan, membimbing peserta didik, menggunakan teknik penilaian, menerapkan disiplin kelas dan sebagainya.
§  Peserta didik, terutama dalam hal peran serta peserta didk dalam kegiatan belajar dan bimbingan, memahami jenis kegiatan, mengerjakan tugas-tugas, perhatian, keaktifan, motivasi, sikap, minat dan umpan balik, kesempatan melaksanakan praktik dalam situasi yang nyata, kesulitan belajar, waktu istirahat dan sebagainya.
c)    Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian indicator), jangka menengah (sesuai dengan target untuk setiap bidang studi/mata pelajaran), dan jangka panjang ( setelah peserta didik terjun kemasyarakat).
3.    Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a)    Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat dan bakat yang meliputi :
·         Bagaimana sikap peserta didik terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, media dan penilaian?
·         Bagaimana sikap, kebiasaan dan tanggung jawab peserta didik terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah?
·         Bagaimana sikap peserta didik terhadap tata tertib sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah?
·         Bagaimana motivasi, minat dan bakat peserta didik dalam pelajaran?
b)    Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran, yang meliputi:
·         Apakah peserta didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugasnya sebagai warga Negara, warga masyarakat, warga sekolah dan sebagainya?
·         Apakah peserta didik telah mengetahui tentang materi yang telah diajarkan?
·         Apakah peserta didik telah mengetahui dan mengerti hokum-hukum atau dalil-dalil dalam suatu mata pelajaran?
c)    Kecerdasan peserta didik, yang meliputi:
·         Apakah peserta didik sampai taraf tertentu sudah dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelajaran?
·         Bagaimana upaya guru meningkatkan kecerdasan peserta didik?
d)    Perkembangan jasmani/kesehatan, yang meliputi:
·         Apakah jasmani peserta didik sudah berkembang secara harmonis? Apakah peserta didik sudah dapat menggunakan anggota tubuhnya dengan cekatan?
·         Apakah peserta didik sudah dapat membiasakan diri hidup sehat?
e)    Ketrampilan, yaitu:
·         Apakah peserta didik sudah terampil membaca dan menulis dan berhitung?
·         Apakah peserta didiksudah terampil menggunakan tangannya untuk menggambar, olahraga dan sebagainya?
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dan penilaian hasil belajar di atas merupakan aspek-aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam pembelajaran. Aspek-aspek tersebut bersifat umum dan global. Oleh karena itu, perlu dirinci lagi sampai pada tingkat operasional dan spesifik sehingga aspek-aspek itu betul-betul dapat diukur dan dapat diamati. Untuk mengukur aspek-aspek tersebut, guru harus membuat instrumen evaluasi atau penilaian secara  bervariasi, baik tes maupun non-tes.
D.   Aspek-Aspek Evaluasi Pembelajaran PAI
Aspek-aspek yang harus dievaluasi harus bertitik tolak pada tujuan dan prinsip-prinsip evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar aspek-aspek tersebut relavan dengan apa yang kita harapkan. Adapun aspek-aspek  yang perlu dievaluasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)    Perkembangan pribadi anak didik Ini meliputi:
a)    Sikap
·         Apakah sikap anak didik sudah sesuai dengan yang diharapkan pada masa itu ?
·         Bagaimana sikap anak didik terhadap Tuhan, orang tua, masyarakat, pemimpin, teman-teman dan sebagainya?
·         Apakah ia sudah cukup mampu bekerja menerima tugas dan tanggung  jawab dengan baik ?
·         Bagaimana sikapnya terhadap tata tertib sekolah, lalu lintas, bangsa dan Negara ?
b)    Pengetahuan dan pengertian anak didik terhadap bahan pelajaran
·         Apakah anak didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugas sebagai warga Negara, warga masyarakat, warga sekolah, dan sebagainya?
·         Apakah  anak didik sudah mengetahui dan mengerti arti kata-kata dan kalimat-kalimat yang telah diajarkan?
·         Apakah anak didik telah mengetahui dan mengerti hukum-hukum atau dalil-dalil dalam hitungan?
c)    Kecerdasan anak didik
Apakah anak didik sampai taraf tertentu sudah dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, khususnya dalam pelajaran?
d)    Perkembangan jasmani/kesehatan
·         Apakah jasmani anak didik sudah berkembang secara harmonis ?
·         Apakah anak didik sudah mampu menggunakan anggota-anggota badannya dengan cekatan?
·         Apakah anak didik sudah memiliki kecakapan dasar dalam olah raga ?
·         Apakah prestasi anak didik dalam olahraga sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan?
·         Apakah anak didik sudah dapat membiasakan diri hidup sehat?
e)    Keterampilan
·         Apakah anak didik sudah terampil membaca, menulis, dan berhitung ?
·         Apakah anak didik sudah terampil menggunakan tangannya untuk beternak, bertani dan sebagainya ?
2)    Isi pendidikan
a)    Apakah materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan relevan dengan perkembangan umur, minat, dan kebutuhan anak didik ?
b)    Apakah situasi dan suasana sekolah sudah cukup baik?
c)    Apakah sarana dan prasarana sekolah sudah tersedia dengan lengkap?
d)    Bagaimana keadaan kepala sekolah, guru-guru dan pegawai-pegawainya?
3)    Proses pendidikan
a)    Apakah cara-cara guru mengajar baik metode maupun tekniknya relevan dengan tujuan pengajaran ?
b)    Apakah cara belajar siswa aktif sudah berfungsi sebagaimana mestinya ?
c)    Apakah waktu sudah cukup tersedia untuk mengajar dan belajar ?
d)    Adakah waktu istirahat ?
Aspek-aspek diatas merupakan aspek-aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam proses intruksional. Aspek-aspek  tersebut masih bersifat umum dan global, karena itu perlu kita jabarkan lagi secara rinci sampai pada tingkat operasional dan spesifik sehingga aspek-aspek itu betul-betul dapat diamati dan dapat diukur. Aspek-aspek yang masih umum dan belum berbentuk tingkah laku sulit diukur berarti sulit pula perkembangan anak didik dilihat.

E.   Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran PAI
1)    Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen yang integral dalam program pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan instruksional yaitu materi, metode, dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Oleh karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
2)    Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA(cara Belajar Siswa Aktif) secara mutlak menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar-mengajar. Siswa akan merasa kecewa jika usahanya tidak dievaluasi.
3)    Koherensi
Prinsip koherensi bermaksud evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian belajar yang menguku rbahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar mengajar.


4)    Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil/pencapaian belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak/kurang berhasil.
5)    Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability). Pihak-pihak termaksud antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.

F.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental) akan tetapi dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor non intelegensi, karena itu IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberprestasian prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar siswa yang dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan prestasi interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dua golongan yaitu:
1)    Faktor internal
Faktor internal adalah segala sesuatu yang bersumber dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi lainnya sehingga siswa dapat belajar Adapun faktor-faktor yang tercakup di dalamnya yaitu:



a)    Faktor Jasmani (Fisiologis)
Faktor jasmani yaitu segala bentuk tubuh secara lahiriah dapat dilihat oleh mata, baik yang bersifat bawaan seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya.
b)    Faktor Psikologis
Faktor fsikologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan rohani siswa yang termasuk didalamnya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi. Semuanya itu mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
c)    Faktor Kematangan Fisik dan Psikis
Faktor kematangan fisik dan psikis ini maksudnya adalah seseorang yang mengalami perkembangan fisik dalam arti bahwa kematangan fisik seseorang harus seimbang dengan perkembangan psikisnya.
2)    Faktor eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh dari luar diri seseorang. Adapun faktor-faktor yang tercakup didalamnya adalah sebagai berikut:
a)    Faktor Sosial
Faktor sosial yakni faktor yang disebabkan dari lingkunagn masyarakat, pengaruh ini terjadi karena keberadaannya ditengah tengah masyarakat. Dimana lingkungan itu berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
b)    Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik itu bukan hanya berupa material atau benda tetapi dapat berupa kondisi iklim, dalam artian bahwa apabila kondisi dimana anak itu belajar tidak cocok, sehingga menimbulkan anak itu tidak merasa tenang dalam belajar, sehingga prestasinya menurun.
c)    Faktor Budaya
Faktor budaya ini terbagi dalam beberapa faktor diantaranya adalah faktor ilmu pengetahuan, kesenian, adat istiadat. Apabila kesemuanya ini semua tidak sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan siswa, maka akan mengalami hambatan dalam belajar.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.   Pelaksanaan Evaluasi
Aspek penelitian ini mengungkapkan bagaimana cara guru melaksanakan kegiatan evaluasi yang sudah direncanakan, baik yang menyangkut tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa ada tiga bentuk kegiatan evaluasi yang banyak digunakan, yaitu soal/tugas yang dikerjakan di rumah (PR), ulangan harian dan ujian akhir. Untuk PR, setiap siswa diberikan soal-soal dalam bentuk tes atau mengerjakan soal yang ada dalam buku pelajaran (LKS). Setiap hasil PR selalu diperiksa dan dinilai, kemudian dimasukkan ke dalam buku niali. Pelaksanaan ulang harian, posisi siswa tetap berada di sekolah, suasana kelaspun tidak begitu banyak berubah. Tempat ulangan tetap menggunakan ruangan kelas seperti biasa. Begitu juga tempat duduk siswa, tidak ada perubahan yang berarti. Meenai waktu ulangan, kadang-kadang siswa diberitahu terlebih dahulu tapi kadang-kadang tidak, yang jelas dalam satu bulan dilaksanakan ulangna harian antara dua sampai tiga kali. Pelaksanakan evaluasi sumatif (Ujian Akhr Semester) berjalan cukup baik dan didukung ruangan tes yang cukup representative, cahaya serta udara baik, sehingga tempat duduk murid dapat diatur sedemikian rupa. Sebelum ujian dimulai pengawas membacakan tata tertib terlebih dahulu.
Sebagaimana biasanya ujian, siswa duduk dengan tertib sesuai dengan nomor ujian masing-masing, kemudian guru/ pengawas membuka lembar soal dari amplop yang masih disegel untuk selanjutnya dibagikan kepada setiap siswa dengan kondisi terbalik/tertutup. Setelah itu, lebar jawaban dibagikan kepada siswa. Sebagai tanda dimulainya ujian, pihak panitia membunyikan bel 1 kali. Selanjutny, pengawas menginstruksikan secara lisan: “silahkan buka soal baca dengan teliti, dan kerjakan yang mudah terlebih dahulu“.  Jika waktunya habis bel bunyi dua kali tanda ujian selesai. Soal dan lembar jawaban dikumpulkan serta diurutkan sesuai dengan nomor ujian.
Untuk tes lisan, ketiga subjek penelitian melaksanakannya baik dalam ulangan harian maupun ujian akhir semester. Tidak ada jadwal khusus untuk pelaksanaan tes lisan, karena semuanya disesuaikan denagn pelaksanaan mata pelajaran PAI sehari-hari. Teknis pelaksanaannya bersifat individual, dimana setiap siswa diabsen satu persatu dan diberikan satu atau dua pertanyaan. Sedangkan tes perbuatan (ujian praktik) dilaksanakan sesuai dengan kisi-kisi, seperti praktik whudu, gerakan dan bacaan sholat, hafala al- Qur’an, hafalan do’a,  dan membaca al qur’an dengan tajwid. Untuk praktik hafalan al Qur’an dan hafalan do’a, biasanya guru memanfaatkan ruangan kelas, sedangkan untuk praktik gerakan dan bacaan sholat menggunakan Musholah, dan untuk praktek wudhu dilaksanakan ditempat wudhu sekolah
Hasil observasi menunjukkan bahwa sarana praktik ibadahpada umumnya dibawa oleh siswa dari rumah, karna kenyataannya saran yang tersedia disekolah sangat minim sekali. Mengingat ujian prakik membutuhkan waktu lebih banyak, maka jadwal pelaksanaannya ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mempersiapkan peralatan ujian dengan baik.
Setelah pelaksanaan ujian, ketiga subjek penelitian melaksanakan pengolahan data. Untuk mencari nilai ulangan harian digunakan rumus :

Jumlah= jawaban yang benar x 10
                        Jumlah soal

Untuk menentukan nilai ulangan umum, bentuk soal objektif diberi bobot 1 atau 2.
            Contoh :
Jumlah soal pilihan ganda                        = 20
Jumlah jawaban yang benar         = 15
Jumlah jawaban yang salah         = 5
Skor = 15 x 1 (bobot)                       = 15
Demikian juga bentuk soal objektif yang lainnya.

Selanjutnya, untuk memperoleh nilai akhir (nilai lapor) digunakan pedoman sebagai berikut:
Ulangan Harian : Tertulis    (A)
Pengayaan/ perbaikan       (B)





Rata-rata = A+B = X
2
Tugas/ PR     : (Y)
Ujian Akhir    : (P)
Nilai Lapor     : X + Y + 2P
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 126/1 Penerokan, ternyata ada perbedaan antara pelaksanaan evaluasi sumatif (Ujian Akhir semester) dengan evaluasi formatif (Ulangan Harian). Ujian akhir semester dilaksanakan secara ketat, karena semuanya diatur dalam tata tertib ujian, sedangkan dalam ujian harian dilaksanakan oleh guru PAI sesuai dengan kegiatan sehari-hari di Sekolah, baik yang berkenaan dengan soal, waktu, tempat maupun pengawasnya. Selanjutnya dalam pengolahan skor, ketiga subjek penelitian menggunakan rumus yang sederhana, yaitu :
Nilai= Jumlah Jawaban Benar dibagi dengan jumlah soal, kemudian dikalikan dengan nilai tertinggi           

Hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa ulangan harian PAI dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran, sehingga waktu dan tempat disesuaikan dengan jadwal pelajaran PAI. Ulangan harian kadang-kadang dilaksanakn secara tertulis, lisan atau praktik. Sedangkan ujian akhir semester,  dilaksanakan dan diatur dalam tata tertib ujian, tempat duduknya diatur, dan siswa tidak boleh membawa buku pelajaran, kecuali alat-alat tulis tertentu. Mengenai nilai PAI kata siswa, kami diberikan nilai paling kecil 7,5 dan paling besar 9. Hasil studi dokumentasi juga menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa dalam buku lapor minimal 7,5 sampai 9.








B.   Data Keadaan Siswa dan Guru SDN 126/1 Penerokan
a)    Data Siswa
Adapun keadaan siswa SDN 126/1 Penerokan pada tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai beikut :

Keadaan siswa SDN 126/1 Penerokan menurut jenis kelamin

NO
KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
Kelas I
11
4
15
2
Kelas II
14
15
29
3
Kelas III
9
6
15
4
Kelas IV
11
10
21
5
Kelas V
5
13
18
6
Kelas VI
14
6
20


b)   Data Guru
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun jumlah guru yang terdapat di SDN 126/1 Penerokan 10 orang .

Keadaan Guru dan Personil Menurut Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Jabatan
  NO
NAMA
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
JABATAN
1
Bambang S, S.Pd
L
S1 PORKES
Kepala Sekolah
2
Rosmawati S, S.Pd.SD
P
S1 UT
Guru Kelas 1
3
Fuji Astuti
P
SMA
Guru Kelas 2
4
Nelyarni, S.Pd.SD
P
S1 UT
Guru Kelas 3
5
Lastiar S, S.Pd.SD
P
S1 UT
Guru Kelas 4
6
Elida Cofriani, S.Pd.SD
P
S1 UT
Guru Kelas 5
7
Kabul, A.Ma.Pd
L
D2 UT
Guru Kelas 6
8
Elda Feri, S.Pd.I
P
S1 IAIN
Guru PAI
9
Ruminah, A.Ma.Pd
P
D2 UT
Guru Penjas
10
Desi Maryati, A.Ma.Pd
P
D2 PGSD
Guru B.Inggris
11
Mai Fitri N, S.Pd
P
S1 PGSD
TU
12
Azanil Putra
L
SMA
TU
13
Kusmiati
P
SMA
Penjaga


Dari tabel diatas dapatlah diketahui bahwa sebagian besar guru di SDN 126/1 Penerokan hampir berlatar belakang pendidikan S1, begitu pula dengan guru Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian guru bidang studi agama islam memiliki spesifikasi bidang keilmuan agama yang memadai yang dapat mendukung proses belajar mengajar di bidangnya masing-masing.

NILAI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 1 KELAS V
TAHUN AJARAN 2012/2013
NO
NAMA
KKM
MURNI
TEORI
PRAKTEK
JUMLAH
RATA-RATA
1
Barend WW
75
85
70
70
225
75
2
Mayah F
75
75
80
75
230
76,7
3
Ade Ayu A
75
77,5
70
80
227,5
75,8
4
Ade Riyani
75
75
70
75
220
73,3
5
Dheafira HN
75
80
75
80
235
78,3
6
Era Susanti
75
90
80
80
250
83,3
7
Yuliandari
75
87,5
85
85
257,5
85,8
8
Febrian Lisgianto
75
72,5
80
80
232,5
77,5
9
Febriana TP
75
100
80
85
265
88,3
10
Kiki Indah Pratiwi
75
92,5
70
80
242,5
80,8
11
M. Mifdal AL
75
87,5
80
75
242,5
80,8
12
Muthia Dinda S
75
92,5
85
75
252,5
84,2
13
Resi Anggi IL
75
82,5
70
75
227,5
75,8
14
Rizki Ramadhan
75
75
85
80
240
80
15
Teddy Yuniansah
75
70
80
85
235
78,3
16
Septi NS
75
65
75
80
220
73,3
17
Lailatul Badriah
75
92,5
80
70
242,5
80,8
18
Dina Dwi F
75
92,5
75
75
242,5
80,8
JUMLAH
1492,5
1390
1405
4287,5
1428,8
RATA-RATA
82,9
77,2
78,1
238,1
79,3

C.   Dokumentasi Hasil Penelitian di SDN 126/1 Penerokan

 




















Mengetahui,
                                                                                                                                                Kepala Sekolah




                                                                                                                                                BAMBANG S, S.Pd
                                                                                                NIP: 19621117-198410-1-001





D.   Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 126/1 Penerokan

Text Box: KEPALA SEKOLAH
BAMBANG S, S.Pd
KOMITE
 
 

 


GURU KELAS 1
ROSMAWATI S, S.Pd SD
 
GURU KELAS 2
FUJI HASTUTI


 
GURU KELAS 6
KABUL, A,Ma.Pd
 
GURU KELAS 5
ELIDA AFRIANI, S.Pd SD
 
GURU KELAS 4
LASTIAR S, S.Pd SD
 
GURU KELAS 3
NELYARNI, S.Pd SD
 
 

MASYARAKAT SEKITAR
 
 





























BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari pemaparan tentang evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus memperhatikan tata cara, teknik, prinsip-prinsip serta tujuan dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran tersebut. Dengan demikian apabila seluruh aspek yang ada dalam evaluasi pembelajaran itu diperhatikan dengan baik maka keberhasilan guru maupun siswa dalam proses belajar tersebut akan biasa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan selanjutnya.

B.   Saran
Cara guru merencanakan proses belajar mengajar lebih meningkatkan kreativitasnya yaitu misalnya sebelum pelajaran dimulai. Guru PAI mengadakan pre test mengenai pelajaran minggu lalu dan mengabsen siswa agar siswanya siap dalam menerima pelajaran, maka hendaknya guru PAI lebih meningkatkan kreativitasnya dan pihak sekolah lebih menyediakan fasilitas yang memadai untuk belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik pula.

Guru Agama                                                                                                    Mahasiswa


Elda Feri, S.Pd.I                                                                                           Hermanto
                                                                                                                                                                1025.2344

Mengetahui,
Kepala Sekolah



BAMBANG S, S.Pd
NIP: 19621117-198410-1-001

DAFTAR PUSTAKA
·         Mas’ud,  Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
·         Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt.
·         Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
·         Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
·         Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008.
·         Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
·         Udin S Winataputra, at-al, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994.




[1]Drs Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, PT Rosdakarya, Bandung, 2009.
[2] Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam danUniversitas Terbuka, 1994), hlm. 170.
[3] Wayan Nurkaranca. Evaluasi Hasil Belajar (Surabaya Indonesia Usaha Nasional. 1992).h.23