“PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 126/1 PENEROKAN”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
Satu tugas akhir semester pada mata
Kuliah evaluasi pembelajaran
DOSEN PEMBIMBING: DR. JAMILAH, S.Ag, M.Pd.I
DISUSUN OLEH:
NAMA :
HERMANTO
NIM :
1025.2344
SEMESTER :
V (LIMA)
LOKAL :
PAI C
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI)
MUARA BULIAN
TAHUN AKADEMIK
2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam yang
telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tersanjungkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang dengan jerih payahnya
telah mampu merubah peradaban yang tidak mengenal perikemanusiaan menuju
peradaban yang penuh dengan kebaikan.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh rasa suka cita
penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Ibu Dosen Mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk membuat
makalah yang kami beri judul “PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SDN 126/1 PENEROKAN”.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah yang telah
dibuat ini masih banyak kesalahan yang harus diperbaiki, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman agar dalam
pembuatan makalah yang berikutnya tidak terjadi kesalahan serupa.
Muara Bulian, 25 Desember
2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................................
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................
B. Alasan Memilih Judul............................................................................................
C. Rumusan Masalah.................................................................................................
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI.............................................................
B. Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi
Pembelajaran PAI.......................................
C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
PAI.....................................................
D. Aspek-Aspek Evaluasi Pembelajaran
PAI.........................................................
E. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Pembelajaran PAI......................................................
F. Data Keadaan Siswa Dan Guru SDN
126/1 Penerokan................................
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar.......................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Salah satu pertanggung jawaban sekolah terhadap
masyarakat adalah tentang kemampuan yang dimiliki siswa. Pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses
berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses
tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Untuk mengetahui kemampuan yang dicapai siswa perlu dilakukan evaluasi
Kegiatan penilaian dilakukan melalui pengukuran atau
pengujian terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu unit
tertentu. Untuk memperoleh informasi yang akurat penilaian harus dilakukan secara
sistematik dengan menggunakan prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang penting
adalah akurat, ekonomis, dan mendorong
peningkatan kualitas pembelajaran. Akurat berarti hasil penilaian mengandung
kesalahan sekecil mungkin. Ekonomis berarti sistem penilaian mudah dilakukan
dan murah.
Sistem yang digunakan harus mendorong peningkatan
kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sistem penilaian yang baik akan
mendorong sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sistem penilaian yang
digunakan disetiap lembaga pendidikan harus mampu memberi informasi yang
akurat, mendorong peserta didik belajar, memotivasi tenaga pendidik mengajar,
meningkatkan kinerja lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat,
bangsa dan negara.
Dari definisi di atas, tampak bahwa dalam pendidikan ada
sasaran yang ingin dicapai, yang mana sasaran tersebut hanya dapat dicapai
melalui proses belajar mengajar.
Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik.
Terutama dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau
khususnya di kelas. Guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas
hasilnya.
Dengan demikian guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung
tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas
mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas
bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang diberikan.
Dalam mempersiapkan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa tahapan yang tidak
bisa diabaikan dalam proses interaksi belajar mengajar atau dalam perencanaan
pengajaran.
Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah tahap persiapan
(perencanaan), tahap pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi). Dalam kegiatan
evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari
tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan
tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil
belajar siswa. Untuk itulah evaluasi harus dilakukan dengan
menentukan bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk
menilai hasil pengajaran dengan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang
digunakan dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan
manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Guru sebagai
pelaksana pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila
terdapat kesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi secara nyata di
lapangan dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran. Evaluasi
merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran agar sebagian
peserta didik dapat membentuk kompetensi secara optimal, karena banyaknya
peserta didik yang mendapat nilai rendah atau dibawah standar akan mempengaruhi
efektifitas proses pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, evaluasi
pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui dan memantau
perubahan serta kemajuan peserta didik, maupun untuk memberi skor, angka atau
nilai yang biasa dilakukan dan penilaian hasil belajar. Tidak terkecuali di SDN
126/1 Penerokan melakukan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Menurut hasil pengamatan awal penulis, secara umum pelaksanaan
evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran pendikan agama Islam belum maksimal.
Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut :
1. Guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam kurang menguasai teknik-teknik evaluasi
pembelajaran
2. Guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam jarang menggunakan teknik yang bervariasi
dalam evaluasi pembelajaran
3. Guru mata
pelajaran agama Islam jarang membuat soal yang bervariasi dalam melakukan
evaluasi pembelajaran
4. Guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam jarang melakukan tindak lanjut dari evaluasi
pembelajaran baik berupa remedial bagi siswa yang gagal atau pengayaan bagi
siswa yang lulus.
5. Pemberian nilai
dari hasil evaluasi pembelajaran terhadap siswa didapati belum sesuai dengan
keadaan yang didapat oleh siswa atau belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berdasarkan
gejala-gejala di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SDN 126/1 PENEROKAN”.
B.
Alasan Memilih
Judul
Adapun pemilihan judul tersebut dikarenakan beberapa
alasan, yaitu sebagai berikut :
1.
Menarik untuk diteliti karena pada fakta yang ada tidak
sesuai dengan realisasi, dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan
penelitian ini.
2.
Persoalan yang dikaji dalam judul di atas sesuai dengan
bidang ilmu yang penulis pelajari.
3.
Masalah-masalah yang dikaji dalam judul di atas, penulis
mampu untuk menelitinya.
4.
Penelitian dengan judul ini terjangkau oleh penulis baik
dari segi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.
C.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 126/1 Penerokan?
2.
Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SDN 126/1 Penerokan?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a) Tujuan Penelitian
a. Untuk
mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN/1 Penerokan.
b. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SDN 126/1
Penerokan.
b) Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai
dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai
sudah diharapkan atau belum.
b. Bagi peneliti
Sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas akhir semester
pada mata kuliah evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI
Evaluasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur
untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu
objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan.
Sesuai pendapat
Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.[1]
Untuk memeperoleh
informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan
pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan
demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi
(evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses
mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat
untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan
evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan,
perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau
dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik,
selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya,
evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses,
hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
B.
Tujuan dan Kegunaan Evaluasi Pembelajaran PAI
Dalam pedoman penilaian
Depdikbud (1994), dinyatakan bahwa tujuan dari penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan atau peningkatan kegiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan
kegiatan belajar[2].
Lebih bersifat koreksi, bahwa tujuan penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan
dan kelemahan atau kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memeberi umpan balik
yang tepat.
Penilaian secara
sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar siswa disekolah
(2) mempertanggung jawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat (3)
mengetahui mutu pendidikan di sekolah.
Dalam konteks
pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan
siswa dalam rangka perbaika
Selain tujuan di atas, penilaian juga dapat berfungsi
sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik, guna mengetahui keberhasilan
suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut
adalah:
·
Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan
seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus
berdasarkan kriteria tertentu.
·
Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan
penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada
jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya
masing-masing.
·
Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan
cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
C.
Ruang lingkup Evaluasi Pembelajaran PAI
Ruang lingkup evaluasi
berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu
tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi
ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, ruang lingkup evaluasi
pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu domain hasil
belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul
dapat membedakan antara evaluasi dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak
terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya.
1.
Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif
Domain Hasil Belajar
Menurut benyamin S.Bloom, dkk. (1956) hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana
sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari yang mudah sampai dengan hal yang
sulit, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak[3].
Adapun rincian domain tersebut adalah :
a) Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki
enam jenjang kemampuan, yaitu:
·
Pengetahuan
(knowledge), yaitu jenjang kemapuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa
harus mengerti atau dapat menggunakannya.
·
Pemahaman
(comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
·
Penerapan
(application), yaitu jenjang kemampuan yang mnuntut peserta didik untuk
menggunakan ide-ide umum, tatacara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret
·
Analisis
(analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
mernguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
komponen pembentukannya.
·
Sintesis
(synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
mengasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai factor. Hasil
yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
·
Evaluasi
(evaluation), yaitu jenjang kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan criteria-kriteria tertentu. Hal yang penting
dalam evaluasi adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta
didik mampu mengembangkan criteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu.
b) Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi
sikapyang menunjuk kea rah pertumbuhan batiniah dan terjadi apabila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku.
Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan,yaitu :
·
Kemauan
menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini
diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memeperhatikan. kata
kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya menanyakan, memilih,
menggambarkan, mengikuti, menjawab dan berpegang teguh.
·
Kemampuan
menanggapi dan menjawab (responding), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi
terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk
menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.
·
Menilai
(valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menilai
suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten.
·
Organisasi
(organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menyatuka nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.
c) Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitanm
dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana
sampai dengan gerakan yang kompleks. Perubahan pola gerakan meakan waktu
sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai
dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu:
·
Muscular
or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat,
menggerakkan, menampilkan.
·
Manipulation
of materials or objects, meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan,
menggeser, memindahkan, membentuk.
·
Neomuscular
coordination, meliputi: mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,
memadukan, memasang, memotong, menarik dan menggunakan.
2.
Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif
Sistem Pembelajaran
Jika tujuan pembelajarn yakni untuk mengetahui
keefektifan sistem pembelajaran, maka, ruang lingkup evaluasi meliputi :
a) Program pembelajaran, yang meliputi :
§
Tujuan
pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target yang harus dikuasai peserta didik dalam
setiap pokok bahasan topic. Criteria yang digunakan untuk mengevaluasi tujuan
pembelajaran umum atau kompetensi dasar ini adalahketerkaitannya dengan tujuan
kurikuler atau standar kompetensi dari bidang studi/mata pelajaran dan tujuan
kelembagaan, kejelasan rumusan kompetensi dasar, kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan peserta didik, pengembangannya dalam bentuk hasil belajar dan
indikator dan unsur-unsur penting dalam kompetensi dasar , hasil belajar dan
indikator.
§
Isi/materi
pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik/pokok bahasan,
subtopik/subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi atau
mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga unsur, yaitu logika, etika
dan estetika. Materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu
fakta, konsep/teori, prinsip, proses, nilai dan ketrampilan.
§
Metode
pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti metode
ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya.
§
Media
pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru dalam
menyampaikan isi/materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga kelompok, yaitu
media audio, media visual, dan media audio visual.
§
Sumber
belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknikdan latar. Sumber
belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar yang dirancang
(resources by design) dan sumber belajar yang digunakan (resources by
utilization). Criteria yang digunakan sama seperti komponen metode.
§
Lingkungan,
terutama lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Criteria yang digunakan
antar lain: hubungan antara peserta didik dan teman sekelas/sekolahmaupun
diluar sekolah, guru dan orang tua, serta kondisi keluarga.
§
Penilaian
proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes. Criteria yang
digunakan, antara lain: kesesuaiannya dengan kompetensi dasar, hasil belajar,
dan indicator, keseuaiannya denga tujuan dan fungsi penilaian, unsure-unsur
penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai, kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan peserta didik, jenis dan alat penilaian.
b) Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi :
§
Kegiatan,
yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan setiap jenis kegiatan,
sarana pendukung, efektifitas dan efisiensi, dan sebagainya.
§
Guru,
terutama dalam hal menyampaikan materi, kesulitan-kesulitan guru, menciptakan
suasana pelajaran yang kondusif, menyiapkan alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan, membimbing peserta didik, menggunakan teknik penilaian, menerapkan
disiplin kelas dan sebagainya.
§
Peserta
didik, terutama dalam hal peran serta peserta didk dalam kegiatan belajar dan
bimbingan, memahami jenis kegiatan, mengerjakan tugas-tugas, perhatian,
keaktifan, motivasi, sikap, minat dan umpan balik, kesempatan melaksanakan
praktik dalam situasi yang nyata, kesulitan belajar, waktu istirahat dan
sebagainya.
c) Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai
dengan pencapaian indicator), jangka menengah (sesuai dengan target untuk
setiap bidang studi/mata pelajaran), dan jangka panjang ( setelah peserta didik
terjun kemasyarakat).
3.
Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a) Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat dan bakat yang
meliputi :
·
Bagaimana
sikap peserta didik terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah,
lingkungan, metode, media dan penilaian?
·
Bagaimana
sikap, kebiasaan dan tanggung jawab peserta didik terhadap tugas-tugas yang
diberikan oleh guru di sekolah?
·
Bagaimana
sikap peserta didik terhadap tata tertib sekolah dan kepemimpinan kepala
sekolah?
·
Bagaimana
motivasi, minat dan bakat peserta didik dalam pelajaran?
b) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan
pelajaran, yang meliputi:
·
Apakah
peserta didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugasnya sebagai warga
Negara, warga masyarakat, warga sekolah dan sebagainya?
·
Apakah
peserta didik telah mengetahui tentang materi yang telah diajarkan?
·
Apakah
peserta didik telah mengetahui dan mengerti hokum-hukum atau dalil-dalil dalam
suatu mata pelajaran?
c) Kecerdasan peserta didik, yang meliputi:
·
Apakah
peserta didik sampai taraf tertentu sudah dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam pelajaran?
·
Bagaimana
upaya guru meningkatkan kecerdasan peserta didik?
d) Perkembangan jasmani/kesehatan, yang meliputi:
·
Apakah
jasmani peserta didik sudah berkembang secara harmonis? Apakah peserta didik
sudah dapat menggunakan anggota tubuhnya dengan cekatan?
·
Apakah
peserta didik sudah dapat membiasakan diri hidup sehat?
e) Ketrampilan, yaitu:
·
Apakah
peserta didik sudah terampil membaca dan menulis dan berhitung?
·
Apakah
peserta didiksudah terampil menggunakan tangannya untuk menggambar, olahraga
dan sebagainya?
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dan penilaian hasil belajar di atas
merupakan aspek-aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam
pembelajaran. Aspek-aspek tersebut bersifat umum dan global. Oleh karena itu,
perlu dirinci lagi sampai pada tingkat operasional dan spesifik sehingga aspek-aspek
itu betul-betul dapat diukur dan dapat diamati. Untuk mengukur aspek-aspek
tersebut, guru harus membuat instrumen evaluasi atau penilaian secara bervariasi, baik tes maupun non-tes.
D.
Aspek-Aspek Evaluasi Pembelajaran PAI
Aspek-aspek yang harus
dievaluasi harus bertitik tolak pada tujuan dan prinsip-prinsip evaluasi itu
sendiri. Hal ini dimaksudkan agar aspek-aspek tersebut relavan dengan apa yang
kita harapkan. Adapun aspek-aspek yang
perlu dievaluasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)
Perkembangan pribadi anak didik Ini meliputi:
a) Sikap
·
Apakah
sikap anak didik sudah sesuai dengan yang diharapkan pada masa itu ?
·
Bagaimana
sikap anak didik terhadap Tuhan, orang tua, masyarakat, pemimpin, teman-teman
dan sebagainya?
·
Apakah
ia sudah cukup mampu bekerja menerima tugas dan tanggung jawab dengan baik ?
·
Bagaimana
sikapnya terhadap tata tertib sekolah, lalu lintas, bangsa dan Negara ?
b) Pengetahuan dan pengertian anak didik terhadap bahan
pelajaran
·
Apakah
anak didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugas sebagai warga Negara,
warga masyarakat, warga sekolah, dan sebagainya?
·
Apakah anak didik sudah mengetahui dan mengerti arti
kata-kata dan kalimat-kalimat yang telah diajarkan?
·
Apakah
anak didik telah mengetahui dan mengerti hukum-hukum atau dalil-dalil dalam
hitungan?
c) Kecerdasan anak didik
Apakah anak didik sampai taraf tertentu sudah dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, khususnya dalam pelajaran?
d) Perkembangan jasmani/kesehatan
·
Apakah
jasmani anak didik sudah berkembang secara harmonis ?
·
Apakah
anak didik sudah mampu menggunakan anggota-anggota badannya dengan cekatan?
·
Apakah
anak didik sudah memiliki kecakapan dasar dalam olah raga ?
·
Apakah
prestasi anak didik dalam olahraga sudah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan?
·
Apakah
anak didik sudah dapat membiasakan diri hidup sehat?
e) Keterampilan
·
Apakah
anak didik sudah terampil membaca, menulis, dan berhitung ?
·
Apakah
anak didik sudah terampil menggunakan tangannya untuk beternak, bertani dan
sebagainya ?
2)
Isi pendidikan
a) Apakah materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan relevan dengan perkembangan umur, minat, dan kebutuhan anak didik ?
b) Apakah situasi dan suasana sekolah sudah cukup baik?
c) Apakah sarana dan prasarana sekolah sudah tersedia dengan
lengkap?
d) Bagaimana keadaan kepala sekolah, guru-guru dan
pegawai-pegawainya?
3) Proses pendidikan
a) Apakah cara-cara guru mengajar baik metode maupun
tekniknya relevan dengan tujuan pengajaran ?
b) Apakah cara belajar siswa aktif sudah berfungsi
sebagaimana mestinya ?
c) Apakah waktu sudah cukup tersedia untuk mengajar dan
belajar ?
d) Adakah waktu istirahat ?
Aspek-aspek diatas merupakan aspek-aspek minimal yang harus dievaluasi oleh
guru dalam proses intruksional. Aspek-aspek
tersebut masih bersifat umum dan global, karena itu perlu kita jabarkan
lagi secara rinci sampai pada tingkat operasional dan spesifik sehingga
aspek-aspek itu betul-betul dapat diamati dan dapat diukur. Aspek-aspek yang
masih umum dan belum berbentuk tingkah laku sulit diukur berarti sulit pula
perkembangan anak didik dilihat.
E.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran PAI
1) Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen yang integral dalam program
pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran.
Tujuan instruksional yaitu materi, metode, dan evaluasi merupakan tiga kesatuan
terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Oleh karena itu, perencanaan evaluasi
harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat
disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran
yang hendak disajikan.
2) Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar
CBSA(cara Belajar Siswa Aktif) secara mutlak menuntut keterlibatan siswa secara
aktif. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar
mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan
demikian, evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin
dihindari. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi
kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program
belajar-mengajar. Siswa akan merasa kecewa jika usahanya tidak dievaluasi.
3) Koherensi
Prinsip koherensi bermaksud evaluasi harus berkaitan
dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan
yang hendak diukur. Tidak dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau
evaluasi pencapaian belajar yang menguku rbahan yang belum disajikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
4) Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil/pencapaian belajar,
evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku
ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai
sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil
evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai
penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak/kurang
berhasil.
5) Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai
laporan pertanggungjawaban (accountability). Pihak-pihak termaksud antara lain
orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga
pendidikan sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar
siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.
F.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar itu tidak selalu disebabkan karena faktor
intelegensi yang rendah (kelainan mental) akan tetapi dapat pula dipengaruhi
oleh faktor-faktor non intelegensi, karena itu IQ yang tinggi belum tentu
menjamin keberprestasian prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu memahami
masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar siswa yang dapat
mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun.
Prestasi belajar yang
dicapai seorang individu merupakan prestasi interaksi dari berbagai faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dua golongan yaitu:
1)
Faktor internal
Faktor
internal adalah segala sesuatu yang bersumber dari dalam diri seseorang yang
dapat mempengaruhi lainnya sehingga siswa dapat belajar Adapun faktor-faktor
yang tercakup di dalamnya yaitu:
a) Faktor Jasmani (Fisiologis)
Faktor jasmani yaitu
segala bentuk tubuh secara lahiriah dapat dilihat oleh mata, baik yang bersifat
bawaan seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya.
b) Faktor Psikologis
Faktor fsikologis adalah
faktor yang berhubungan dengan keadaan rohani siswa yang termasuk didalamnya
adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi. Semuanya itu mempunyai
peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
c) Faktor Kematangan Fisik dan Psikis
Faktor kematangan fisik
dan psikis ini maksudnya adalah seseorang yang mengalami perkembangan fisik
dalam arti bahwa kematangan fisik seseorang harus seimbang dengan perkembangan
psikisnya.
2)
Faktor eksternal
Faktor
Eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh dari luar diri seseorang.
Adapun faktor-faktor yang tercakup didalamnya adalah sebagai berikut:
a) Faktor Sosial
Faktor sosial yakni
faktor yang disebabkan dari lingkunagn masyarakat, pengaruh ini terjadi karena
keberadaannya ditengah tengah masyarakat. Dimana lingkungan itu berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
b) Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik
itu bukan hanya berupa material atau benda tetapi dapat berupa kondisi iklim,
dalam artian bahwa apabila kondisi dimana anak itu belajar tidak cocok,
sehingga menimbulkan anak itu tidak merasa tenang dalam belajar, sehingga
prestasinya menurun.
c) Faktor Budaya
Faktor budaya ini
terbagi dalam beberapa faktor diantaranya adalah faktor ilmu pengetahuan,
kesenian, adat istiadat. Apabila kesemuanya ini semua tidak sesuai dengan
pemahaman dan pengetahuan siswa, maka akan mengalami hambatan dalam belajar.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Pelaksanaan Evaluasi
Aspek penelitian ini mengungkapkan bagaimana cara guru melaksanakan
kegiatan evaluasi yang sudah direncanakan, baik yang menyangkut tes tertulis,
tes lisan maupun tes perbuatan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa ada tiga bentuk kegiatan evaluasi yang banyak
digunakan, yaitu soal/tugas yang dikerjakan di rumah (PR), ulangan harian dan
ujian akhir. Untuk PR, setiap siswa diberikan soal-soal dalam bentuk tes atau
mengerjakan soal yang ada dalam buku pelajaran (LKS). Setiap hasil PR selalu
diperiksa dan dinilai, kemudian dimasukkan ke dalam buku niali. Pelaksanaan
ulang harian, posisi siswa tetap berada di sekolah, suasana kelaspun tidak
begitu banyak berubah. Tempat ulangan tetap menggunakan ruangan kelas seperti
biasa. Begitu juga tempat duduk siswa, tidak ada perubahan yang berarti. Meenai
waktu ulangan, kadang-kadang siswa diberitahu terlebih dahulu tapi
kadang-kadang tidak, yang jelas dalam satu bulan dilaksanakan ulangna harian
antara dua sampai tiga kali. Pelaksanakan evaluasi sumatif (Ujian Akhr
Semester) berjalan cukup baik dan didukung ruangan tes yang cukup
representative, cahaya serta udara baik, sehingga tempat duduk murid dapat
diatur sedemikian rupa. Sebelum ujian dimulai pengawas membacakan tata tertib
terlebih dahulu.
Sebagaimana biasanya
ujian, siswa duduk dengan tertib sesuai dengan nomor ujian masing-masing,
kemudian guru/ pengawas membuka lembar soal dari amplop yang masih disegel
untuk selanjutnya dibagikan kepada setiap siswa dengan kondisi
terbalik/tertutup. Setelah itu, lebar jawaban dibagikan kepada siswa. Sebagai
tanda dimulainya ujian, pihak panitia membunyikan bel 1 kali. Selanjutny,
pengawas menginstruksikan secara lisan: “silahkan
buka soal baca dengan
teliti, dan kerjakan yang mudah terlebih dahulu“. Jika waktunya habis bel bunyi dua kali tanda ujian selesai.
Soal dan lembar jawaban dikumpulkan serta diurutkan sesuai dengan nomor ujian.
Untuk tes lisan, ketiga
subjek penelitian melaksanakannya baik dalam ulangan harian maupun ujian akhir
semester. Tidak ada jadwal khusus untuk pelaksanaan tes lisan, karena semuanya
disesuaikan denagn pelaksanaan mata pelajaran PAI sehari-hari. Teknis pelaksanaannya
bersifat individual, dimana setiap siswa diabsen satu persatu dan diberikan
satu atau dua pertanyaan. Sedangkan tes perbuatan (ujian praktik) dilaksanakan
sesuai dengan kisi-kisi, seperti praktik whudu, gerakan dan bacaan sholat,
hafala al- Qur’an, hafalan do’a, dan
membaca al qur’an dengan tajwid. Untuk praktik hafalan al Qur’an dan hafalan
do’a, biasanya guru memanfaatkan ruangan kelas, sedangkan untuk praktik gerakan
dan bacaan sholat menggunakan Musholah, dan untuk praktek wudhu dilaksanakan ditempat
wudhu sekolah
Hasil observasi
menunjukkan bahwa sarana praktik ibadahpada umumnya dibawa oleh siswa dari
rumah, karna kenyataannya saran yang tersedia disekolah sangat minim sekali.
Mengingat ujian prakik membutuhkan waktu lebih banyak, maka jadwal
pelaksanaannya ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
mempersiapkan peralatan ujian dengan baik.
Setelah pelaksanaan
ujian, ketiga subjek penelitian melaksanakan pengolahan data. Untuk mencari
nilai ulangan harian digunakan rumus :
Jumlah= jawaban yang benar x 10
Jumlah soal
Untuk menentukan nilai
ulangan umum, bentuk soal objektif diberi bobot 1 atau 2.
Contoh :
Jumlah soal pilihan
ganda = 20
Jumlah jawaban yang
benar = 15
Jumlah jawaban yang
salah = 5
Skor = 15 x 1 (bobot) = 15
Demikian juga bentuk
soal objektif yang lainnya.
Selanjutnya, untuk memperoleh nilai akhir (nilai lapor) digunakan pedoman sebagai
berikut:
Ulangan Harian :
Tertulis (A)
Pengayaan/ perbaikan (B)
Rata-rata = A+B =
X
2
Tugas/ PR : (Y)
Ujian Akhir : (P)
Nilai Lapor : X + Y + 2P
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN
126/1 Penerokan, ternyata ada perbedaan antara pelaksanaan evaluasi sumatif
(Ujian Akhir semester) dengan evaluasi formatif (Ulangan Harian). Ujian akhir
semester dilaksanakan secara ketat, karena semuanya diatur dalam tata tertib
ujian, sedangkan dalam ujian harian dilaksanakan oleh guru PAI sesuai dengan
kegiatan sehari-hari di Sekolah, baik yang berkenaan dengan soal, waktu, tempat
maupun pengawasnya. Selanjutnya dalam pengolahan skor, ketiga subjek penelitian
menggunakan rumus yang sederhana, yaitu :
Nilai=
Jumlah Jawaban Benar dibagi dengan jumlah soal, kemudian
dikalikan dengan nilai tertinggi
Hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa ulangan harian PAI
dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran, sehingga waktu dan tempat
disesuaikan dengan jadwal pelajaran PAI. Ulangan harian kadang-kadang dilaksanakn secara
tertulis, lisan atau praktik. Sedangkan ujian akhir semester, dilaksanakan dan diatur dalam tata tertib
ujian, tempat duduknya diatur, dan siswa tidak boleh membawa buku pelajaran,
kecuali alat-alat tulis tertentu. Mengenai nilai PAI kata siswa, kami diberikan
nilai paling kecil 7,5 dan paling besar 9. Hasil studi dokumentasi juga menunjukkan
bahwa nilai yang diperoleh siswa dalam buku lapor minimal 7,5 sampai 9.
B.
Data Keadaan Siswa dan Guru SDN 126/1
Penerokan
a)
Data Siswa
Adapun keadaan siswa SDN 126/1 Penerokan pada tahun
ajaran 2012/2013 adalah
sebagai beikut :
Keadaan
siswa SDN 126/1 Penerokan menurut jenis kelamin
NO
|
KELAS
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
JUMLAH
|
1
|
Kelas I
|
11
|
4
|
15
|
2
|
Kelas II
|
14
|
15
|
29
|
3
|
Kelas III
|
9
|
6
|
15
|
4
|
Kelas IV
|
11
|
10
|
21
|
5
|
Kelas V
|
5
|
13
|
18
|
6
|
Kelas VI
|
14
|
6
|
20
|
b)
Data Guru
Untuk
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung guru yang memadai
sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun jumlah guru yang terdapat di SDN 126/1
Penerokan 10 orang .
Keadaan
Guru dan Personil Menurut Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Jabatan
NO
|
NAMA
|
JENIS KELAMIN
|
PENDIDIKAN
|
JABATAN
|
1
|
Bambang S, S.Pd
|
L
|
S1 PORKES
|
Kepala Sekolah
|
2
|
Rosmawati S,
S.Pd.SD
|
P
|
S1 UT
|
Guru Kelas 1
|
3
|
Fuji Astuti
|
P
|
SMA
|
Guru Kelas 2
|
4
|
Nelyarni, S.Pd.SD
|
P
|
S1 UT
|
Guru Kelas 3
|
5
|
Lastiar S,
S.Pd.SD
|
P
|
S1 UT
|
Guru Kelas 4
|
6
|
Elida Cofriani,
S.Pd.SD
|
P
|
S1 UT
|
Guru Kelas 5
|
7
|
Kabul, A.Ma.Pd
|
L
|
D2 UT
|
Guru Kelas 6
|
8
|
Elda Feri, S.Pd.I
|
P
|
S1 IAIN
|
Guru PAI
|
9
|
Ruminah, A.Ma.Pd
|
P
|
D2 UT
|
Guru Penjas
|
10
|
Desi Maryati,
A.Ma.Pd
|
P
|
D2 PGSD
|
Guru B.Inggris
|
11
|
Mai Fitri N, S.Pd
|
P
|
S1 PGSD
|
TU
|
12
|
Azanil Putra
|
L
|
SMA
|
TU
|
13
|
Kusmiati
|
P
|
SMA
|
Penjaga
|
Dari tabel
diatas dapatlah diketahui bahwa sebagian besar guru di SDN 126/1 Penerokan
hampir berlatar belakang pendidikan S1, begitu pula dengan guru Pendidikan
Agama Islam. Dengan demikian guru bidang studi agama islam memiliki spesifikasi
bidang keilmuan agama yang memadai yang dapat mendukung proses belajar mengajar
di bidangnya masing-masing.
NILAI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER 1 KELAS V
TAHUN AJARAN 2012/2013
NO
|
NAMA
|
KKM
|
MURNI
|
TEORI
|
PRAKTEK
|
JUMLAH
|
RATA-RATA
|
1
|
Barend WW
|
75
|
85
|
70
|
70
|
225
|
75
|
2
|
Mayah F
|
75
|
75
|
80
|
75
|
230
|
76,7
|
3
|
Ade Ayu A
|
75
|
77,5
|
70
|
80
|
227,5
|
75,8
|
4
|
Ade Riyani
|
75
|
75
|
70
|
75
|
220
|
73,3
|
5
|
Dheafira HN
|
75
|
80
|
75
|
80
|
235
|
78,3
|
6
|
Era Susanti
|
75
|
90
|
80
|
80
|
250
|
83,3
|
7
|
Yuliandari
|
75
|
87,5
|
85
|
85
|
257,5
|
85,8
|
8
|
Febrian Lisgianto
|
75
|
72,5
|
80
|
80
|
232,5
|
77,5
|
9
|
Febriana TP
|
75
|
100
|
80
|
85
|
265
|
88,3
|
10
|
Kiki Indah Pratiwi
|
75
|
92,5
|
70
|
80
|
242,5
|
80,8
|
11
|
M. Mifdal AL
|
75
|
87,5
|
80
|
75
|
242,5
|
80,8
|
12
|
Muthia Dinda S
|
75
|
92,5
|
85
|
75
|
252,5
|
84,2
|
13
|
Resi Anggi IL
|
75
|
82,5
|
70
|
75
|
227,5
|
75,8
|
14
|
Rizki Ramadhan
|
75
|
75
|
85
|
80
|
240
|
80
|
15
|
Teddy Yuniansah
|
75
|
70
|
80
|
85
|
235
|
78,3
|
16
|
Septi NS
|
75
|
65
|
75
|
80
|
220
|
73,3
|
17
|
Lailatul Badriah
|
75
|
92,5
|
80
|
70
|
242,5
|
80,8
|
18
|
Dina Dwi F
|
75
|
92,5
|
75
|
75
|
242,5
|
80,8
|
JUMLAH
|
1492,5
|
1390
|
1405
|
4287,5
|
1428,8
|
||
RATA-RATA
|
82,9
|
77,2
|
78,1
|
238,1
|
79,3
|
C.
Dokumentasi Hasil
Penelitian di SDN 126/1 Penerokan
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
BAMBANG
S, S.Pd
NIP: 19621117-198410-1-001
D.
Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 126/1 Penerokan
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan tentang
evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus
memperhatikan tata cara, teknik, prinsip-prinsip serta tujuan dari
dilaksanakannya evaluasi pembelajaran tersebut. Dengan demikian apabila seluruh
aspek yang ada dalam evaluasi pembelajaran itu diperhatikan dengan baik maka
keberhasilan guru maupun siswa dalam proses belajar tersebut akan biasa
dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan selanjutnya.
B.
Saran
Cara guru merencanakan
proses belajar mengajar lebih meningkatkan kreativitasnya yaitu misalnya
sebelum pelajaran dimulai. Guru PAI mengadakan pre test mengenai pelajaran
minggu lalu dan mengabsen siswa agar siswanya siap dalam menerima pelajaran,
maka hendaknya guru PAI lebih meningkatkan kreativitasnya dan pihak sekolah
lebih menyediakan fasilitas yang memadai untuk belajar sehingga dapat mencapai
hasil belajar yang baik pula.
Guru Agama Mahasiswa
Elda Feri, S.Pd.I Hermanto
1025.2344
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
BAMBANG S, S.Pd
NIP: 19621117-198410-1-001
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan
Pendidikan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
·
Muhaimin,
at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt.
·
Ramayulis,
Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
·
Saleh,
Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi Jakarta: Gemawindu
Pancaperkasa, 2000.
·
Tantowi,
H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: PT Pustaka
Rizki Putra, 2008.
·
Tayibnapis,
Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
·
Udin S
Winataputra, at-al, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994.