BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi ini , program pembelajaran seakan-akan
belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses
pembelajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk
menyampaikan materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham
tidak paham asal materi habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam
mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru
yang GAPTEK (Gagap Teknologi) sehingga kurang mampu menggunakan media dalam
proses pembelajaran.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan
anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran yang dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.
Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi
dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Audio-Visual
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan
hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua
bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini,
dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah
ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis
media yaitu audio dan visual.
Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual.
Sedangkan Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan
Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
Menurut (Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa “Media Audio
Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat
dan didengar)”.
Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada
mulanya media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat
Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan
alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar
serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena
terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang
kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction)
produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar
pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi
dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau
Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan
Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru
atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua
orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah
manusia menerima pesan darimana pun.
Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi
Audio-Visual aids pada tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang
dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang
ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran
audio-visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman
kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka. Perkembangan berikutnya
adalah munculnya gerakan audiovisual communication yang terjadi pada tahun
1950-an.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat Bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat Bantu media
juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu
alat audiovisual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan
juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam
penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy
Breatz media pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu :
Suara, Visual dan gerak.
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses
belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian
lahir teknologi Audio-Visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis
untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan
pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:
•
Kemampuan
untuk meningkatkan persepsi
•
Kemampuan
untuk meningkatkan pengertian
•
Kemampuan
untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
•
Kemampuan
untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai
•
Kemampuan
untuk meningkatkan retensi (ingatan).
B.
Karakteristik
Media Audio- Visual & & Jenis-jenisnya
Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan
visual. (Miarso: 1986,34).
Media Audio-Visual terdiri atas :
1. Audiovisual
Diam
Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti :
a.
Film
bingkai suara (sound slide)
Adalah suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya
dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci tersebut dari karton atau plastik. Sebagai
suatu program film bingkai sangat bervariasi. Panjang pendek film bingkai
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada
program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau
lebih. Namun yang lazim, satu film bingkai bersuara (sound slide) lamanya
berkisar antara 10-30 menit.
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang
menyertainya, program film bingkai bersuara termasuk dalam kelompok media
Audio-Visual sedangkan program tanpa suara termasuk dalam kelompok media
visual.
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah
jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi. System multimedia ini
serba guna, mudah digunakan dan cukup efektif untuk pembelajaran perorangan dan
belajar mandiri. Jika didesain dengan baik, system multimedia gabungan slide
dan tape dapat membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan
hasil belajar.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat
digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang
melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon
emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa
dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu
yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak
indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang
terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep (pemahaman konsep semakin
baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai
aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
•
Gambar
yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
•
Dapat
digunakan secara klasikal maupun individu.
•
Isi
gambar berurutan, dapat dilihat berulang- ulang serta dapat diputar kembali,
sesuai dengan gambar yang diinginkan.
•
Pemakaian
tidak terikat oleh waktu.
•
Gambar
dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan
yang lain tanpa melepas film dari proyektor.
•
Dapat
dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan pemakai.
•
Sangat
praktis dan menyenangkan.
•
Relatif
tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali.
•
Pertunjukan
gambar dapat dipercepat atau diperlambat.
b.
Film
Rangkai bersuara (Film Strip)
c.
Halaman
bersuara
2. Audiovisual
Gerak
Yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar
yang bergerak seperti :
a.
Film
suara
Film sebagai media audio-visual adalah film yang
bersuara. Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat
audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab
itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual
diam plus suara.
Film yang dimaksud disni adalah film sebagai alat
audio-visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang
dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang : proses yang terjadi dalam
tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian2 dalam alam,
tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai industri dan pertambangan,
mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan
sebagainya.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam
membantu proses belajar mengajar. Ada 3 macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan
35 mm.
Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat
untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial. Bentuk
yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam rekaman yang bisanya
terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan
siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104)
mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu :
“
The right film in the right place at the right time used in the right way”.
b.
Video
/ VCD
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias
bersifat fakta maupun fiktif, bias bersifat informative, edukatif maupun
instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi
tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Media video Merupakan salah satu jenis media audio
visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,
biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan
video :
•
Dapat
menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
•
Dengan
alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari
ahli-ahli/spesialis
•
Menghemat
waktu
•
Bisa
mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
c.
Film
Televisi
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran secara Audio-Visual dengan disertai unsure gerak.
Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke dalam media
massa.
Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program
Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST
sebagai suatu system distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara
fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa antara sebuah kamera dan alat
penerima di dalam ruang yang sama, bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan
satu sumber ruang yang sama, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program
yang disiarkan.
Oemar Hamalik (1985 : 134) mengemukakan : “Television is
an electronic motion picture with con joinded or attendant sound; both picture
and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcast”.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan
elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan
suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan
dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang
dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.
d.
Film
Gelang (Loop Film)
Dilihat
dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
•
Audiovisual
Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti
film/video audio cassette.
•
Audiovisual
tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda,
misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor
dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dan dilihat
dari daya liputnya, media dibagi menjadi, Pertama, media dengan daya liput luas
dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media
dengan daya liput yang terbatasoleh ruang dan tempat. Media ini dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti, film, sound
slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
C.
Kelebihan
& Kelemahan Media Audio-Visual
Beberapa
Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama dengan pengajaran
Audio & visual yaitu:
•
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
•
Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a.
Objek
yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau
model
b.
Obyek
yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar
c.
Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau
high speed photografi
d.
Kejadian
atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e.
Obyek
yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
f.
Konsep
yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan
dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
•
Media
audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
Pengajaran audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan
yang sama dengan pengajaran visual, yaitu :
•
Terlalu
menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
•
Terlalu
menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.
Media yang beoriantsi pada guru sebernarnya
•
Media
audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
•
Media
audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media
audio-visual cenderung tetap di tempat.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Media
Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yaitu Media Audio dan Media Visual. Dilihat dari segi keadaannya, media
audiovisual dibagi menjadi :
•
Audiovisual
Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber.
•
Audiovisual
tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.
Setiap media
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan kelemahan pada
media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada
proses pengembangannya.
Media
sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun
banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru
dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi
kelas dan sarana pra sarana.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa
di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dalam
penulisan maupun isi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca, agar makalah ini dapat bermanfaat untuk
kedepannya. Terima Kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dkk. 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta ; PT Rineka Cipta.
Dr. M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan pembelajaran
“Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Bandung; Prospect.
Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA. 2007. Media Pembelajaran.
Jakarta ; Raja Grofindo Persada.
Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc, dkk. 2006. Media Pendidikan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dr. Nana Sudjana dkk. 2007 .Teknologi Pengajaran. Bandung;
Sinar Baru Algensindo.
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad. 2003. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta Timur ; Uhamka Press.
M. Basyirudin Usman-Asnawir. 2002. Media pembelajaran.
Jakarta; Delia Citra Utama.
# Situs Internet dengan alamat :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/
(11:57, Senin 30-03-2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar